So pasti. Selamat datang di blognya para santri. Tempat ini dikhususkan bagi orang-orang yang ngaku santri. Entah itu santri cewek, cowok atau bahkan tidak termasuk dua kategori tersbut juga tidak apa-apa. Inilah tempat nongkrong para santri. Jika mau daftar jadi anggota, masuk aja ke ‘Member’. Oke!
Dulu lembuainnya kini tangan kasarnya
Dulu hatinya kini gejolaknya
Dulu perasaannya kini ratapannya
Dulu cintanya kini penderitaannya
Langit-langit ibu
Kini putus…putus…putus
Hingga rapuh dengan angin-anginan
Anak layangan….langit-langit ibu
Rheza Pramudita
Dimuat di Radar Madura
Tajam itu menusukku
Hingga hati ini membatu
Sebidang sayur hijau
Tumbuh…tumbuh…tumbuh
Aku tumbuh kebawah akalku
Aku merendah kebawah akalku
Aku berlutut kebawah akalku
Memandang mata-NYA.
Rheza Pramudita
Dimuat di Radar Madura
Hempasan gelap merajut hijau
Langkah berat dalam labirin
Mencari buih-buih jiwa
Menghadap tulang-tulang
Meretas darah-darah
Menyembul api dendam
Dendam kesumat…..
Menunggu lentera kayu
Rheza Pramudita
Dimuat di Radar Madura
ketika malam tiba
aku menghampiri kamarnya
kuberdiri tegap di sampingnya
dia masih tertidur lelap
aku pandangi wajahnya
aku pandangi kulitnya tanpa sehelai kainpun
kupandangi bulunya yang indah
kuraba-raba pahanya, wajahnya, dadanya
kumasukin jari tengahku
ke anunya…ketika jari tengahku masuk
rasanya hangat, hangat, hangat sekali
dia berteriak kesakitan
dan aku ingin mengucapkan sesuatu
*###%^&***((^%$%$#%^&^)))
*###%^&***((^%$%$#%^&^)))
*###%^&***((^%$%$#%^&^)))
*###%^&***((^%$%$#%^&^)))
*###%^&***((^%$%$#%^&^)))
Embah…..
ajemma atellor
kwkwkwkwkwkwkckckck…….
hayo….ngeresssskan pikirannya?
dosa lo…hehehe…
*Shinting
“Hidup dan Mati kami relakan demi nama shaf kami”, itulah motto kami, berlomba tak kenal lelah, berjuang tak takut kalah, tetap maju awal tujuan kita.
Berkarya, berlatih, dan berprestasi, dalam seni, meski di depan dan belakang banyak lawan, kami tetap tak akan tegang. Sebab ini hanya perlombaan bukan kegiatan pembunuhan.
Takut tak ada gunanya, berani harus dengan cara dingin. Suara nyanyian menggetarkan lapangan tanda dukungan kepada teman yang berjuang. Demi nama kebanggaan.
“Berseni memang harus kami miliki, tanpa seni hidup seakan mati.” Tak ada kebahagiaan di awal kehidupan jika tanpa perjuangan dari awal.
“Jangan sok berani….” kata ini untuk semua lawan kami. kami tak akan mundur kalau kami masih tahu apa itu bubur. Kami tak akan takut kalau kami masih bisa kentut. Tapi kami tak mau takabbur takut ada balasan di alam kubr. Walaupun suara kita bersorak-sorak. Tapi kami tetap akan kompak. Walau musuh bilang kita sok bijak, tapi kami akan tetap tegak tak terboncahkan.
Bergegaslah! kalahkan musuh-musuh, lumpuhkan lawan. Bela kebanggaan tinggikan nama.
Jangan nyerah juga jangan takut kalah. Percayalah kalau kita akan tetap selalu bisa. Kalah menang itu sudah biasa. Apalagi jadi juara?
*Faqi Jefferson